" Mulai sejak 2014 penambahan pemakai meraih 200 %, " kata dia.
Sekarang ini, tidak kurang dari 90 juta netizen Indonesia adalah pemakai service chatting asal Jepang itu. Sejumlah 80 % salah satunya (72 juta) adalah pemakai aktif bulanan dengan kata lain Monthly Active Users (MAU).
Angka itu telah mepet dengan MAU Facebook Indonesia yang diklaim meraih 88 juta orang per Juni 2016. Disamping itu, Instagram yang tidak kalah popular hanya memperoleh 22 juta MAU di bln. yang sama.
Penambahan tajam jumlah pemakai Line, disebutkan Ongki, tidak terlepas dari usaha service memiliki nuansa hijau itu untuk mendekatkan jarak dengan pemakainya, dengan kata lain " Closing the Distance ".
Bukan hanya memediasi supaya orang-orang dekat keduanya, tetapi juga membawa mereka lebih dekat dengan info, product, serta peluang.
Hal semacam itu terlihat pada sebagian service turunan Line, dari mulai Line Official Akun, Line Business Connect, Line Shopping, Line@, Line Webtoon, Line Creators Market, Line Games, serta Line Today.
Dominasi millenials
Ongki menyampaikan tujuan Line per 2019 kelak yaitu jadi basis komunikasi menguasai untuk generasi muda di Indonesia, atau sering diistilahkan millenials. Pasalnya, generasi muda memperoleh 40 % dari keseluruhan populasi Indonesia yang sekitar 250 jutaan.
Sekarang ini juga demografi pemakai Line di Tanah Air telah didominasi millenials. Sejumlah 41 % pemakai berusia 18 sampai 22 th., 21 % berusia 23 sampai 32 th., 18 % berusia dibawah 17 th., 8 % berusia 33 sampai 43 th., serta hanya 3 % yang diatas 43 th..
Komponen wanita pada pemakai Line masihlah memimpin tidak tebal, yaitu 55 %. Golongan lelaki memperoleh bekasnya sebesar 45 %.
" Kami menginginkan 40 % populasi Indonesia yang disebut millenials semua gunakan Line pada 2019, " Ongki menjelaskan.
0 comments :
Post a Comment